Jum’at, 23 Mei 2014 , pukul 20.00
Perjalanan itu dimulai pada malam ini, perjalanan
meninggalkan kota Yogyakarta. Sebuah kota kecil
yang menurut banyak orang terasa nyaman. Ya, tentu saja menurutku juga.
Karena sejak aku lahir hingga sekarang tumbuh dewasa aku tinggal di kota ini,
kota yang menjadi saksi hidupku dari aku belajar berjalan hingga sekarang harus
berjalan sendiri untuk menghadapi kehidupan yang keras. Malam ini aku harus
pergi di Kota Batu, Jawa Timur. Bus yang aku tumpangi mulai berjalan dengan
pelan. Pelan tapi pasti dan akhirnya benar-benar keluar meninggalkan kota itu.
Entah mengapa aku merasa berat untuk meninggalkan, rasa rindu kepada
kotaku bahkan kamarku mulai menyelimuti
di saat bus itu melaju melewati Solo, Kartasura, Sukoharjo hingga tidak terasa
melewati Nganjuk, Ngawi, Ponorogo, Madiun. Setiap aku naik kendaraan pasti
selalu memilih untuk duduk di dekat jendela karena satu alasan,” Aku ingin
bebas melihat pemandangan luar tanpa ada yang menghalangi”. Ya, dan semalaman
aku menikmati perjalanan itu, meskipun rasa kantuk datang menghampiri dan hanya
bisa tertidur beberapa jam saja karena sering terbangun mungkin karena posisi
untuk tidur yang menurutku kurang nyaman, AC yang dingin, dan perut yang lapar
*karena terakhir diisi nasi pada siang hari*. Setiap aku melewati kota baru,
maka aku melihat bagaimana dengan lingkungan. Bagaimana dengan budaya dan
masyarakat yang aku lihat?Apakah sama dengan kota kelahiranku itu, atau
berbeda. Malam sudah menjelang pagi mungkin sekitar pukul 01.00 dini hari, mata
ini enggan untuk terpejam dan aku melihat beberapa tukang becak yang masih di
pinggir jalan dalam hati berkata.” Apakah hingga jam segini mereka bekerja
untuk bisa menafkahi keluarganya?Apa tidak merasa lelah. Semoga Allah
melancarkan rizki mereka. Aamiin.”